Terungkap, Ini Sebab Media Sering Sebut “Rizieq Shihab” dan Tidak Pakai “Habib”





Nama panggilan, Jokowi, memang tenar di Solo ketika Joko Widodo mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Untuk memudahkan kampanye, maka penyebutannya disingkat Jokowi. Mungkin juga biar sedikit keren atau gimana, ndak tau.

Dulu, sebelum menjabat sebagai presiden, beberapa media (yang saat itu pemiliknya adalah pendukung Capres Prabowo) pernah menyebut Capres Jokowi, dengan sebutan Capres Joko. Bukan Jokowi. Padahal, ketika memberitakan berita pilkada Solo, media tersebut menyebut Jokowi, ya dengan Jokowi, bukan Joko saja.

Kemudian, menjelang pilpres 2014, berubah menjadi Capres Joko, bukan Capres Jokowi. Tidak tau apa maksudnya. Mungkin maksudnya mau menyebut nama aslinya. Tapi aneh juga, karena penyebutan Capres Joko itu tidak berlangsung lama.

Kini media-media tersebut (yang dulu mendukung Capres Prabowo), sudah menyebut Presiden Jokowi kembali dengan sebutan Presiden Jokowi, bukan Presiden Joko. Mungkin karena sudah terpilih jadi presiden, maka media itu ndak berani menyebut dengan Presiden Joko. Walau penyebutan ini ndak salah juga.

Tanpa bermaksud merendahkan nama Joko, barangkali penyebutan Capres Joko pada saat menjelang pilpres 2014 itu memang dimaksudkan untuk merendahkan. Sebab, (maaf lagi) nama Joko ini nama yang terkesan udik, ndeso, katro. Maka nya nama Jokowi disebut nama depannya saja, Joko; yang dimaksudkan tentu bukan untuk meninggikan tetapi untuk merendahkan.

Sebelum tahun 2014, hampir semua media menyebut Habib Rizieq Shihab dengan “Habib Rizieq”. Karena memang begitulah panggilan yang populer waktu itu. Tidak mempermasalahkan soal gelar atau nama asli. Tetapi belakangan ini, terutama setelah maraknya pemberitaan soal FPI yang bermula dari Aksi Bela Islam, penyebutan Habib Rizieq itu (oleh beberapa media) sudah berganti menjadi Rizieq Shihab, bukan lagi Habib Rizieq. Memang, istilah habib adalah sebutan atau gelar.

Sementara nama aslinya adalah Muhammad Rizieq Shihab. Tetapi perubahan penyebutan ini, tentu memiliki tendensi sendiri, yang bisa jadi adalah untuk merendahkan. Walau ditutupi dengan alasan ‘menyebut nama asli’. Tetapi bagi kalangan yang memang kontra dengan Habib Rizieq, penyebutan ini (Rizieq Shihab, tanpa habib) merupakan kenikmatan dan kesenangan tersendiri.

Jadi, penyebutan ini terkadang memang memiliki tendensi tersendiri. Menghindari penyebutan populer, untuk merendahkan.

Berbeda dengan penyebutan Ustadz Abu Bakar Baasyir. Nama populer beliau yang sering disebut di masyarakat, kadang disebut Ustadz Abu, kadang disebut namanya yaitu Abu Bakar Baasyir saja. Penyebutan nama ini bukan untuk merendahkan tentunya, sebab memang sudah populer begitu.

Ya, sebenarnya mau panggil apa pun, ya silakan saja. Hanya saja, terkadang tendensi itu terlihat kok.

0 Response to "Terungkap, Ini Sebab Media Sering Sebut “Rizieq Shihab” dan Tidak Pakai “Habib”"

Posting Komentar